Names of Allah

Friday, October 24, 2008

Kembali di Magdeburg

Kutelusuri sekali lagi jalan-jalan di magdeburg.
Jalan yang mengingatkanku pada mereka,sahabat-sahabatku.
Kapankah lagi aku bisa menemui mereka.

Ingat saat-saat pengajian bersama,
badminton bersama,
atau grillen bersama.

Kuingat bahwa keluarga ibnu tinggal disini,
dan digedung ini tinggal banyakdari mereka,
dan di gedung sana dulu tinggal keluarga yosi,
keluarga Oo,
keluarga Zaini,
keluarga Agus salim,
keluarga Hakim,
dan yang lain-lain.

Gedung tinggi, yang biasa kita kenal dengan Hochhaus,
pun banyak memberikan kenangan di benakku.
Aku dulu pernah tinggal disini,
pun pak Muharram, pak Muzakkir, popi dan yang lain-lain.

Kini aku di Magdeburg lagi,
baru saja mengembalikan kunci kamarku ke Hausmeister,
setelah 2 minggu lebih , untuk ujian akhirku.

Mungkin ini kali terakhir aku berdiam lama di magdeburg,
karena urusan studiku pun sudah usai pula.
Aku tak tahu lagi, kapan aku bisa menemui magdeburg,
atau mungkin hanya melewatinya saja manakala harus ke kota lain?

Magdeburg,
kota yang masuk dalam sejarah hidupku.
Beberapa tahun kuukir kenanganku bersamanya.

Magdeburg,
meski tak seramah tanah air,
namun mau tak mau, dia telah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku.

Magdeburg,
.......................

Monday, October 20, 2008

Perjalanan ruhani pasca Romadhon

"Ya Alloh, berikan hamba-Mu ini nikmat tidur ya Alloh", doaku setelah hampir 2 jam berbaring di pembaringan ini namun tak sekejappun mata ini bisa terpejam. Ku coba memejamkan mata dan menghilangkan semua beban pikiran,namun tiada jua bisa terlelap.

Beberapa hari ini saya tidak bisa tidur. Lelap hanya bisa mengalahkan kelelahan dan kepenatan pikiranku setelah kurang lebih mata dan badan ini terjaga sekitar 20-22 jam.
Apa pasal?
Aku yang biasanya dengan mudah terlelap meski baru sejam yang lalu disuguhi kopi.
Aku yang akan dengan cepat mengudara setelah beberapa menit menyentuh empuknya sang bantal.
Tapi,ada apa sekarang? Mengapa saat ini mata ini sukar untuk dipejamkan?

Dua minggu ini memang adalah persiapan ujian akhir saya,yang hasilnya kalau tidak lulus berarti D.O alias Dropout.
Nah itu dia ternyata penyebab pikiran terbawa sampai pada waktu dimana sang badan sudah menginginkan istirahat.
sampai kemudian, saya meminta bantuan sang suami tercinta untuk memijit kepala dan kaki sampai aku bisa terlelap.
=====================
Apa yang bisa kuambil dari semua kejadian itu? Adakah hikmah yang bisa kuambil didalamnya?
Masyaalloh.....astaghfirulloh...
Alloh, hanya karena ujian dunia yang waktu dan saatnya sudah jauh-jauh hari diumumkan, aku tak bisa tidur,aku gelisah dan resah.
Tapi....mengapa aku begitu nyenyaknya meski aku tahu bahwa kematian akan datang? Dan dia datang tanpa berita atau pengumuman? Mengapa aku tak merasa gelisah mengingat bahwa ternyata aku belum siap bekal menghadapinya?
Mengapa aku tak merasa resah mengingat bahwa kalau tidak lulus di hari pengadilan Alloh balasannya adalah neraka? Bukan hanya sekedar DO dari sebuah universitas. Ini bukan main-main....

Kalau didunia aku harus DO,aku maasih bisa mencari kesempatan lain. Sedangkan ketika aku nanti di DO dari barisan orang-orang yang layak masuk ke surga, apa yang bisa aku cari? kemana lagi kau harus mencari dan berlindung?

========================
Astaghfirullohal 'adziim...
Alloh, ampuni hamba-Mu ini ya Alloh.
Mudahkan hamba untuk bisa selalu taat pada-Mu,
tolonglah hamba untuk mempersiapkan bekal-bekal menghadap-Mu.