Names of Allah

Friday, February 29, 2008

Thursday, February 28, 2008

Doaku untuk saudaraku

Ya Alloh, ya Rohman ya Rohiim.
Kasih dan sayang-Mu adalah pasti,
tiada kuragukan lagi atasnya.

Ya Alloh,
hari ini ada saudaraku yang sedang sedih,
karena vonis kanker yang baru saja didengarnya.
Isak dan kesedihan yang kudengar dari suaranya,
dan kepasrahan atas kondisi yang dia terima.

Ya Alloh,
hamba yakin Engkau tidak akan memberi beban buat dia,
diluar kemampuannya.
Maka ya Alloh,
saya memohon pada-Mu,
berilah saudaraku kemampuan untuk menerima sakitnya,
beri kesabaran padanya,
mudahkan urusannya.
Engkau yang maha menyembuhkan segala penyakit ya Alloh,
berilah kesembuhan buatnya,
jika kesembuhan itu baik buatnya.

Allohumma Robbinnaasi adzhibinnaas.
Isyfi wa antasy syaafii.
Laa Syifaa a illaa syifaauk.
Syifaa an laa yoghodiru saqomaa.

Ya Alloh,hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia,
sembuhkanlah, karena Engkau yang Maha Menyembuhkan,
tiada kesembuhan selain kesembuhan dari Mu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.
Amin.

Dering-dering amanah

Kring...kring....
Kembali telpon rumah berdering. Kuangkat dan 'hallo'.
"Assalaamualaikum".
"Wa'alaikumsalam".
Dan pembicaraan pun mengalir diantara saya dan si penelpon.

Adakalanya berisi konsultasi tentang suatu penyakit, ataupun kadang telpon berdering ditengah malam ataupun pagi-pagi selepas shubuh, karena kondisi tiba-tiba yang membuat mereka panik.
Anak yang panas tinggi, anak yang hidungnya berdarah karena jatuh, anak yang kejang ,suami yang muntah-muntah selepas operasi dan lain-lain.

Atau suatu saat pembicaraan berisikan curhat tentang rumahtangga yang sedang tidak harmonis, atau tentang ketidakenakan perasaan seseorang terhadap orang lain, atau tentang studi yang bermasalah, atau tentang ijin tinggal yang susah didapat dengan berbagai alasan.

Di waktu lain, dering telpon minta didoakan karena mau operasi, minta didoakan agar segera sembuh, minta didoakan agar dimudahkan ujian, atau minta didoakan agar urusan dimudahkan, dst-dst.

Masyaalloh....begitu banyak amanah yang Engkau berikan lewat dering-dering telpon itu.
Hanya Engkau yang bisa memudahkan lisan ini menjawab sesuai apa yang mereka butuhkan.
Hanya Engkau yang menggerakkannya untuk menenangkan kepanikan mereka.
Hanya Engkau pula kuasa sehingga dari bibir ini ada lantunan doa untuk mereka.

Ya Alloh...
maafkan bila ada kesalahan didalamnya,
atau kelalaian yang terselip diantaranya,
atau ketidakikhlasan dalam menjalankan amanah itu.

Ya Alloh...Robishrohlii shodrii...
wayassirlii amrii...
wahlul 'Uqdatam millisaanii...
yafqohuu qoulii....

Tuesday, February 26, 2008

Kala cobaan menyapa.....

Ketika coba itu mendekat,
maafkan bila seringkali adalah keluh dan kesah
yang terlantun menyertainya,
bahkan tak jarang adalah sebuah penolakan
atas semua.

Ketika ujian menyapa,
maafkan bila seringkali kesedihan yang berkuasa,
bahkan terkadang kemarahan menemaninya,
maafkan bila bahkan bertanya,
‚mengapa?’.

Ketika sesuatu yang tidak diduga dan diharap,
justru datang mendekat,
maafkan bila terkadang alpa,
bahwa semua itu hanyalah kerikil kecil,
yang membuat langkah kaki lebih berhati-hati.
Bahwa semua itu hanyalah sebuah sapaan,
yang membuat kita sadar, bahwa hidup adalah perjuangan.
Bahwa semua itu adalah kebaikan,
manakala kita bisa memaknainya dengan kesabaran dan kejernihan hati
Bahwa semua itu adalah juga bentuk kasihsayang-Nya,
ketika Dia ingin membuat kita lebih tegar.
Bahwa semua itu adalah pahala,
yang bisa mendekatkan kita pada tujuan akhir kita,
manakala kita bisa mengembalikan semua itu pada-Nya.
Inna lillaahi wa inna ilaihi Rooji’uun.

Cobaan hidup.......

Manusia ditimpa cobaan sesuai dengan kemampuannya, seperti yang telah Alloh firmankan dalam ayat terakhir surat Albaqoroh. Namun biasanya kita memandang sebuah ujian dan cobaan adalah akhir dari segalanya, yang kita rasakan adalah betapa menderitanya kita dengan cobaan tersebut. Seakan merasa menjadi manusia yang paling menderita sedunia.
Nah apakah memang benar kita-lah orang yang paling menderita sedunia?
Kalau jawabannya ya, berarti kita tidak pernah melihat orang lain. Boleh jadi penderitaan yang kita alami atas cobaan yang menyapa kita, tidak seberapa dibanding dengan mereka.
Jadi jangan membuat kita semakin menderita dengan mendramatisir kesedihan kita.
Yang paling baik adalah berdoa agar tetap diberi kesabaran dalam cobaan tersebut dan bisa mengatasinya.
Daripada berkeluh kesah yang alih-alih menyelesaikan masalah, justru tambah membuat hati kita gelisah, mending kita tenang dan optimis, insyaalloh dibalik semua ujian yang kita terima, pasti...pasti ada hikmah dibaliknya.
Jadi...sabar...dan ...bersangka baiklah terhadap ujian Alloh,
insyaalloh akan membuat hati kita terasa damai meskipun ujian ada dihadapan.

Semoga Alloh menjdaikan kita orang-orang yang selalu sabar.amin.

m a n u s i a

Manusia,
diciptakan ia dengan bentuk yang sangat indah,
dibekali ia dengan akal dan hati
yang dengannya,
manusia bisa memaknai kehidupan
dan mengisinya dengan segala kesempurnaan,
untuk hidup dan kehidupannya.

Manusia,
didalamnya ada sifat lupa,
bersamanya ada sifat keluh kesah,
sering ingin dipuja dan dipuji,
ingin selalu didengar daripada mendengar,
sering juga berlaku lalai dan salah.

Namun sebaik-baik manusia,
yang selalu bertobat manakala kesalahan telah dibuatnya,
adalah ia yang selalu ingin berbuat kebaikan,
diatas jalan kebaikan,
karena dia yakin,
bahwa ada hari perhitungan semua perbuatannya,
kelak di hari tiada pertolongan,
kecuali pertolongan-Nya.

Sulitnya berderma

Rasanya terlalu sering telinga ini mendengar tentang manfaat, pahala dan keutamaan berinfak. Pun lengkap dengan contoh-contohnya, baik contoh para shahabat maupun contoh manusia-manusia dermawan yang hidup dalam era yang sama dengan kita. Era perburuan harta dan menimbun kekayaan yang dipersiapkan buat anak dan keturunan yang akan datang.
Kalaulah misalnya contoh seorang Abu Bakar yang menginfakkan semua hartanya atau Umar yang menyerahkan separuh dari kekayaannya,ataukah Usman bin Affan terlalu jauh dari bayangan kita dan kemudian dengan mudah kita mengatakan "mereka kan shabahat yang imannya pasti sangat kuat, sedangkan kita kan lemah", bukankah kita seharusnya lebih rajin dalam semua hal kebaikan karena amal kita jauh dari mereka? Bukankah seharusnya kita lebih banyak berinfaq, lebih banyak bertaubat, lebih banyak berdzikir dan seterusnya dan seterusnya?.....

Satu hadits nabi yang seharusnya menjadi pembangkit semangat kita,
"Abu Hurairoh ra. berkata bahwa nabi saw bersabda: "Setiap pagi, dua malaikat turun. Satu malaikat berkata, "Ya Alloh, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak". Malaikat kedua berkata:"Ya Alloh, berikanlah kerusakan pada orang yang bakhil". (Muttafaq 'alaih),
ternyata tidak juga membuat kita bersemangat untuk berinfak dan menjauh dari kebakhilan.

Lalu, kalau hadits nabi tersebut tidak juga menjadikan kita takut pada sifat bakhil, keadaan apakah atau teguran apakah yang bisa membuat kita takut? Apakah kita menunggu sampai datang teguran Alloh yang datang pada seorang yang hidup di jaman Nabi, yang sebelumnya miskin, kemudian setelah menjadi kaya raya lalu dia lupa sholat, zakat dan amal lainnya. Kemudian Alloh menenggelamkan hartanya bersamanya? Apakah kita menunggu kondisi tersebut?
Astaghfirulloh.
Semoga Alloh menghindarkan hati kita dari kebakhilan.
Semoga Alloh memudahkan kita untuk berinfaq dan berderma.

Online pertama

Dengan persiapan yang kudapatkan dari berbagi sumber, dari internet dari buku maupun dari pengalaman, kulalui acara yang baru perdana kulakukan secara online itu dengan hati deg-degan.
Acara konsultasi kesehatan yang dilakukan via udara dan live tersebut membuatku sedikit tegang. Lain halnya kalau lewat tulisan, maka ada kesempatan untuk menghapusnya bila salah atau memperindah bahasanya jikalau dirasa kurang tepat. Namun alhamdulillah, acara tersebut berjalan lancar.
Dengan pokok bahasan 'sakit kepala' yang hampir semua orang pernah mengalaminya membuat dialog pun berjalan cukup lama. Ada yang bertanya tentang bedanya sakit kepala dan pusing, sakit kepala dengan hipertensi,sakit kepala sesudah jatuh dan masih banyak lagi pertanyaan yang saya lupa untuk mendokumentasikannya.
Tidak banyak yang saya niatkan dalam acara ini. Disamping niatan untuk membagi ilmu bagi orang lain yang memang memerlukannya, juga niatan agar saya bisa lebih baik lagi dari sekarang.
Ketika saya tidak tahu pada suatu hal, itu akan memacu saya untuk mencari tahu. Pun ketika dalam acara itu ternyata ada beberapa hal yang saya belum tahu, maka kesempatan buat saya untuk menambah hal-hal yang ternyata saya belum tahu tersebut. Demikian juga dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang datang dari para pendengar, membuat saya berpikir bahwa ternyata pengalaman baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman dari pasien2 saya masih jauh sedikit dibandingkan dengan pengalaman banyak orang.

Alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Alloh untuk melakukannya. Mudah-mudahan untuk kesempatan berikutnya, saya akan bisa mengambil manfaat dan hikmah lebih banyak lagi dari yang pernah saya ambil. Pun semoga akan lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaat dari ilmu yang saya pelajari.
Bismillahirrohmanirrohiim. Semoga Alloh selalu meluruskan niatan saya.amin.
(18.08.2006)

Koass pertamaku di negeri asing

Hari ini adalah hari pertama aku koass di negeri orang, di Jerman. Awalnya saya mempunyai ketakutan dan kekhawatiran, khawatir ditolak. Karena saya beda dengan mereka.Baik dari pakaian maupun bahasa. Saya khawatir mereka, baik kolega maupun pasien,susah menerima saya.Dengan kemampuan bahasa yang masih tersendat-sendat dan istilah yang tidak semua saya pahami, karena istilah latin atau inggris yang selama ini aku ketahui tidak cukup membantu karena semuanya diubah dalam bahasa jerman.

Hari pertama aku memperkenalkan diri dihadapan mereka. Siapa saya, darimana saya, dimana saya studi sebelumnya dan sebaginya-dan sebagainya. Tapi alhamdulillah, kekhawatiran itu sedikit demi sedikit melebur menjadi kepercayaan diri yang bangkit sedikit demi sedikit.
Apalagi ketika mendapatkan pembimbing yang baik hati (mudah-mudahan demikian selalu) dan bertemu dengan mahasiswi koass yang sudah lama disitu dan sebentar lagi hampir selesai.Hari yang tadinya saya bayangkan menegangkan dan melelahkan, alhamdulillah tidak seperti yang saya bayangkan.Meskipun saya tidak tahu apa yang yang mungkin terjadi esok, atau esok lusa dan seterusnya, tapi alhamdulillah,Alloh telah menancapkan rasa optimis itu dalam hati saya. Pun saya memohon pada-Nya, agar kemudahan bisa selalu saya dapatkan, atas izin-Nya. Agar kekahwatiran dan ketakutan yang terekam selama ini bisa pudar dan hilang.
Dengan mengucap Bismillahirrohmaanirrohiim...kuteruskan langkahku mengejar cita-citaku berada di negeri yang jauh dari tanahairku. Semoga kemudahan dari-Nya atas semua usaha dan doa-doaku.amin
(21.08.06)