Names of Allah

Tuesday, May 27, 2008

Tuk saudaraku di bumi pertiwi

Sesak dadaku,ketika
membaca dan mendengar beberapa di antara saudaraku disana,
mengambil jalan pintas menuju kematian,
karena kesulitan hidup yang ada.

Pedih hatiku,ketika
melihat airmata di mata-mata mereka,
mendengar jeritan mereka,
tuk mengadukan sulit dan susahnya
bahkan tuk hanya mengisi kosongnya perut mereka dan anak-anak mereka.

Bergetar dadaku, ketika
aku tak bisa apa-apa
ditengah pedih,pilu dan jeritan mereka.

Tak berartinya diri ini kurasa,ketika
aku tak melakukan apa-apa,
tuk sekedar mengisi perut kosong mereka hari ini.

Saudaraku,
maafkan aku.
Bahkan untuk membuatmu pulas dengan perut kenyang pada hari ini pun,
aku tak mampu.
Apatah lagi membuat terangnya hari esokmu.
Maafkan aku,
maafkan aku,
maafkan aku.

Adakah yang bisa kukatakan selain meminta maaf karena ketaksanggupanku?

1 comment:

IBNUL INSAN said...

‘PANGELING – ELING’

Boleh jadi nafsumu mengingkari kebenaran
Tapi hatimu takkan pernah membenarkannya…

Boleh jadi Bibirmu tersenyum dalam kemaksiatan
Tapi Hatimu menangis dalam kegelisahan…!

Boleh jadi Lisanmu berucap dengan penuh kedustaan
Tapi Hatimu resah karena ketidak jujuran…!

Boleh jadi jasadmu Gagah dalam keharaman
Tapi Hatimu lemah dan penuh kecemasan…!

Janganlah kau ingkari kehendak Hatimu
Sementara kau ikuti bisikan nafsu
Niscaya kecelakaan akan menimpa dirimu…!








AKI II



SIFAT DAN WATAK ASLI PENDUDUK INDONESIA

1. Ramah 6. Saling menghormati
2. Sopan Santun 7. Fanatik
3. Gotong Royong 8. Penurut
4. Pemalu 9. Bersyukur
5. Mistik 10.Sabar

SIFAT DAN WATAK YANG DITANAMKAN OLEH IBLIS DAN YAHUDI

1. Saling mencurigai
2. Hilangnya kesopanan
3. Apatis terhadap kepentingan orang lain
4. Hilangnya rasa malu
5. Tidak mempercayai yang ghaib
6. Hilangnya rasa hormat
7. Liberal & melanggar Norma – Norma Agama
8. Pembangkang
9. Hilangnya rasa Bersyukur
10. Tergesa – gesa dan ketidak sabaran

SEBAB DAN AKIBAT YANG TERJADI KARENA PENGARUH IBLIS DAN YAHUDI

1. Saling mencurigai akan berdampak khianat, prasangka, praduga, perpecahan, dan perang saudara diantara sesama
Insan.
2. Hilangnya kesopanan : Berakibat saling menyalahkan &egoisme yang tinggi
3. Apatis : Berdampak terputusnya Rahmat & Kasih Sayang
4. Hilangnya rasa Malu : Berakibat melakukan suatu tindakan yang merugikan kepada sesama Insan
5. Tidak mempercayai yang ghaib : Berdampak terjadinya pengingkaran dan hilangnya keimanan
6. Hilangnya rasa hormat : Berdampak terjadinya penganiyayaan serta pemusnahan harkat & martabat selaku Insan
7. Liberal : Berakibat hilangnya Ajaran – Ajaran “Ketuhanan”
8. Pembangkang : Berdampak menyalahi dan menuduh Tuhan
9. Hilangnya rasa bersyukur : Akan berakibat gersang dan gelisahnya jiwa serta kurang harmonis dalam berinteraksi
Dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan.
10.Tergesa – gesa : Berakibat penyesalan dan fitnah kepada Tuhan.

‘PERLU SAMA – SAMA KITA KETAHUI, KITA FAHAMI SERTA KITA TINDAK LANJUTI, BAHWA MENGEMBALIKAN SIFAT DAN WATAK ASLI PENDUDUK INDONESIA ADALAH SEBAGAI DASAR BANGKITNYA KEJAYAAN INDONESIA MENUJU MERCU SUAR DUNIA’

“ITULAH TUGAS AWAL KITA SEMUA”

1. Rawe – Rawe Rantas, Malang – Malang putung
2. Berat sama dipikul, Ringan sama dijinjing
3. Habis gelap terbitlah terang
4. Mempunyai rasa tanggung jawab yang pasti, Rahmatan Lil ‘Alamin

Demi perjuangan untuk kejayaan Indonesia mohon informasi ini diperbanyak dan disebarluaskan

AKI II


‘TRAGEDI’



“ Seluruh makhluk adalah hamba Allah, Seluruh alam Adalah ayat Allah, engkau perhatikan ketika seluruh ayat Allah menampakkan kekuasaanNya pada segenap hamba Allah. Ketika Air laut telah bergejolak mengalir kemanapun sesukanya , Ketika Angin telah gelisah berputar – putar ketika Bumi mulai berderak ingin mengguncang, Ketika Bara api melumat memerahkan wilayah, ketika kekuasaan Nya memulai prahara.Cabutlah angkara murka dari dalam dirimu, Sebelum engkau binasa Diterjang Ayat Allah “.






‘Dia Bukanlah dia’
dia Adalah Dia
Bukanlah Matahari……………….
Cahaya Bersinar Memancar Terangi Hati para Pencari
Bukanlah Angin………………….
Hembuskan Kesejukan membawa kesenangan Jiwa – Jiwa gersang
Bukanlah Gunung………………..
Ciptakan Keseimbangan Semesta Diri Lukisan Pasak Bumi
Bukanlah Pusaka Musa…………..
Membelah kedalaman Samudera Aqal Terbatas
Bukanlah pula Tongkat Sulaiman..
Temani jasad Mengenal Arti Kematian
Bukanlah Merah…………………
Membakar Semangat Sempurnanya Syari’at
Bukanlah Putih…………………..
Sucikan Haqiqat Yang semestinya Tertutupi
Bukanlah Hijau………………….
Pupuk Kesuburan Impian Kehidupan Alam
Di Atas Kepala ini……………….
Di Kiri Dada ini…………………
Dia Bathin Yang Tampak,….Dzohir Yang Tersembunyi
Dia bukanlah dia…………………
Dia Adalah dia…………………..
Ibnul Insan………………………












‘SESAJI BAGI PERTIWI’
Bumi Pertiwi menjerit, Menangis
Bagai tangisan seorang Bayi yang manis
Tiada air Susu yang diminumnya
Haus yang tiada Terkira
Membuat ia menjerit Membahana
Secawan minuman di meja Persembahan
Bagi Pertiwi yang saat ini kering dan Tandus
Amatlah menarik secawan minuman bagi Pertiwi
Bagai Mahkota Sang Perawan
Minuman segar Pengobat Dahaga
Alangkah Indah dengan warnanya yang Merah
Tetapi……..Terdengar Jerit Tangis para manusia
Di Dalam Cawan berisi Minuman
Oh…..Pertiwi……Kenapa Engkau kini
Yang selama ini diam, Menerima akan perilaku manusia
Kini….Kau tuntut Sesaji kepada manusia
Permintaanmu oh….Teramat berat dan memilukan
Oh…..Kau inginkan Secawan minuman
Minuman Darah, Darah dan Darah








“ AKU DAN DIA “


Aku adalah Dia
Dia adalah Aku
Tiada jarak Dia dan Aku
Bila memandang Wajah-Nya
Wajah Akulah yang tampak
Aku terserap dalam Dia
Dia menyatu dalam aku
Aku bersatu dalam Dia
WajahNya dan Wajahku
Adalah Wajah Alam Semesta












“ LAHIRNYA ANAK MANUSIA “

Diantara derasnya kucuran hujan basahi Mayapada
Tangisan anak manusia terdengar membahana
Diawal pagi dengan sambutan suka cita
Awal cerita lahirnya anak manusia

Cakrawala melihat, Dunia bersuka
Lintas cahaya khatulistiwa terlihat cerah
Ucapkan salam tertuju kepada anak manusia
Halilintar saling bersahut – sahutan




7






“ PERJALANAN ANAK MANUSIA “

Gerak dan diam mengandung arti dan makna
Berjalan dan berhenti atas perintah Tuhannya
Dalam meniti hidup ini, Banyaklah duri merintanginya
Akibat tidak sukanya Iblis durjana

Cinta dan kasih pedoman hidupnya
Walau cerca, sumpah serapah menerpa
Tetap melangkah dengan hati tabah
Dengan harapan Damai Sejahtera bagi makhluk semua














“ SANG BINTANG “
Kemerlip Bintang dilangit malam
Pancarkan pesona sinari jiwa
Bertabur cahaya, Bergetar rasa
Gelora hati singkirkan Noktah
Langkah kaki telusuri jalan
Teguh menapak sibak belantara
Segala aral warnai jejak
Tak jadi soal bagi Sang Bintang
Banyak suara harapkan datang
Menanti sabda sebagai pengobat
Bagi jiwa yang gersang













“ ANGAN DOMBA “

Jangan berkata, bila itu penghibur lara
Tindakan nyata, itu yang bijaksana
Karena anak manusia bukan badut boneka
Yang selalu menjadi bahan tertawa

Cahaya pelangi semburat indah di awal pagi
Setiap mata memandang, Menggantungkan angan
Akankah pelangi selalu ada di pagi hari
Yang memberi janji bahagia dihari ini

Cerita janji masa lalu bukanlah bualan
Sudah tersurat dalam kitab pegangan
Para domba riuh cerita kedatangan
Di pelupuk mata si domba mengacuhkan















“ SANG GEMBALA “

Bergetar, Berdebar dan Tersadar
Lamunan panjang Sang Gembala
Saatnya tiba memberi makan domba - domba
Akankah Seruling Gembala menggugah rasa si pencinta

Semilir angin menerpa Sang Gembala
Terbuai, tersadar dan terbangun
Menjelang sore, mentari mulai tenggelam
Meliuk gemulai rimbun pepohonan
Geliat Bumi, sambut Sang Gembala

Cakrawala yang indah kini sedang menangis
Sedu sedan, pilu dan haru, bagai pengemis
Sambut bahagia, Sang Gembala terjaga
Dari kesendirian dan keheningannya









“ ALAM DAN ANAK MANUSIA “

Awan hitam dilangit kelam
Bergerak lamban dalam tangisan
Temali pengikat tak kuasa menahan beban
Berderak, berdetak irama bumi berjalan

Kulintasi Cakrawala bersama angin
Terlihat Gumintang bercahaya resah
Rembulan tersenyum dengan keterbatasannya
Akankah pijar – pijar cahaya singgah dihati
Membekas dan membentuk menjadi puji - puji
Tetapi mereka akan terus dengan janji setianya
Walau manusia tidak menghargai keberadaannya

Kutebar benih – benih cinta ditiap masa
Sebagai janji setia kepada Tuhan yang kupuja
Bekerja keras dengan bergantung kepadaNya
Karena kuakui aku hanyalah seorang hamba
Yang tiada sedikitpun mempunyai daya
Malu rasanya jikalau aku selalu meminta
Bila dalam bekerja aku masih hitungan setengah

Anak manusia kini berduka
Dalam sisi ruang hati terlihat luka
Yang akan menghadirkan senyum yang patah
Berharap nestapa berlalu dari hidupnya
Agar mentari selalu senyum ceria
Dan…Hilangnya derita ditiap mas